Gambaran Umum Singkat
Global Burden of Diseases-IHME, diidentifikasi setidaknya 10 beban kesehatan terbanyak pada anak usia sekolah (PAUD, SD, SMP dan SMA) yang dikelompokkan di Indonesia berdasarkan usia, yaitu Kelainan Maternal dan Neonatal, Defisiensi Nutrisi, Penyakit Kulit dan Kelamin, Infeksi Enterik, Cedera Tidak Disengaja, Kelainan Mental, Cedera Transportasi, Penyakit Kardiovaskular, Diabetes, Penyakit Ginjal, Penyakit Pernapasan dan TB.
Berdasarkan 10 beban kesehatan tersebut, diindentifikasi 22 topik kesehatan (perilaku sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah) yang perlu diajarkan / disampaikan di sekolah dan masuk ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia. Topik kesehatan ini berfokus pada perilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan hingga kesiapsiagaan bencana. Ada kompetensi (tingkat pengetahuan dan keterampilan) yang diharapkan dimiliki peserta didik tentang topik kesehatan tersebut di setiap jenjang pendidikan.
Anak sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah merupakan salah satu sarana strategis dalam memberikan pemahaman yang tepat tentang kesehatan serta peran guru yang strategis dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan hidup sehat peserta didik.
Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan, karena sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang cukup lama dan sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak bisa mempelajari berbagai pengetahuan, termasuk kesehatan, sebagai bekal kehidupannya kelak.
Kurikulum sekolah saat ini, yaitu Kurikulum Merdeka, menekankan pada kurikulum operasional satuan pendidikan secara merdeka dimana pengorganisasian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, tema untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila, metode pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik dikembangkan di tingkat satuan pendidikan agar kontekstual, relevan, dan bermakna.
Kurikulum Merdeka menekankan pada fase perkembangan peserta didik di setiap jenjang pendidikan, yaitu, PAUD – Fase Pondasi; SD – Fase A, B, C; SMP – Fase D; dan SMA – Fase E, F. Kemendikbudristek juga mengembangkan Platform Merdeka Mengajar untuk guru mempelajari Kurikulum Merdeka, mendapatkan beragam perangkat ajar, serta untuk saling berbagi karya dan metode pembelajaran.
Hal ini merupakan peluang untuk mengintegrasikan kompetensi peserta didik tentang topik kesehatan yang telah disusun ke dalam Kurikulum Merdeka, yaitu kesesuaian kompetensi dengan capaian pembelajaran, perangkat ajar yang diperlukan beserta cara penyampaiannya di setiap jenjang pendidikan yang mencakup keseluruhan topik kesehatan.
Saat ini telah ada materi kesehatan dalam capaian pembelajaran dan mata pelajaran di setiap jenjang pendidikan/fase baik di sekolah dan madrasah. Mata pelajaran yang banyak terkait dengan materi kesehatan yaitu Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agama dan Budi Pekerti serta sesi bimbingan dan konseling. Selain itu juga materi kesehatan dapat menjadi pilihan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila, yang dilaksanakan oleh peserta didik diluar mata pelajaran dan juga melalui kegiatan ekstrakurikuler, antara lain UKS, PMR, Pramuka.
Adanya kebutuhan untuk melengkapi bahan ajar materi kesehatan pada kurikulum sekolah yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka dan dapat dimasukkan ke dalam Platform Merdeka Mengajar untuk nantinya dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kesehatan dan keterampilan sosial tersebut kepada peserta didik.
Bahan ajar sebagai sumber informasi /materi pembelajaran di kelas pada satuan pendidikan ditujukan bagi guru yang diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran di jenjang PAUD-SMA dan sederajat serta dapat dimanfaatkan oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam mendampingi dan mengarahkan tumbuh-kembang anak atau peserta didik. Dengan demikian dapat meningkatkan upaya pendidikan kesehatan kepada peserta didik dan juga meningkatknya pengetahuan dan keterampilan peserta didik tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
TUJUAN
- Melalui kegiatan workshop ini diharapkan materi kesehatan yang sudah teruplode dalam Platfom Merdeka Mengajar yang terdapat dalam situs Ayo Sehat Kemenkes RI dapat dipraktekan dalam pembelajaran di sekolah sesuai jenjang pendidikan dari mulai PAUD/SD/SLTP/SLTA Sederajat.
- Melalui kegiatan ini diharapkan guru – guru, peserta didik dan petugas kesehatan serta organisasi profesi kesehatan dapat memanfaatkan materi kesehatan sebagai literasi kesehatan untuk mencapai Indonesia Emas 2024.
PESERTA
Peserta workshop berasal dari Dinas Pendidikan bidang PAUD,SD dan SLTP, Kemenag RI kabupaten Kuningan bidang kurikulum,TP UKS kab Kuningan, Organisasi Profesi dan lintas program dinas kesehatan, guru sekolah jenjang PAUD dan SD sederajat serta guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agama dan Budi Pekerti serta bimbingan dan konseling untuk tingkat SLTP dan SLTA Sederajat.
Jumlah peserta sebanyak 136 orang dibagi dalam 2 angkatan (angkatan 1 sebanyak 67 orang, angkatan 2 sebanyak 69 orang) terdiri dari:
- 3 Orang Dinas Pendidikan
- 1 Orang Kemenag Kab Kuningan
- 1 Orang TP-UKS Kabupaten
- 3 Orang organisasi Profesi
- 3 Orang Lintas program Dinkes
- 15 Orang guru PAUD/TK/RA
- 30 Orang guru SD/MI
- 48 Orang guru SLTP sederajat mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agama dan Budi Pekerti serta bimbingan dan konseling.
- 24 Orang guru SLTA sederajat mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), IPAS (IPA, IPS), PPKn, Agama dan Budi Pekerti serta bimbingan dan konseling.